Pages

Sabtu, 15 Oktober 2011

TRAGEDY STORY OF CAITLIN BEADLES Part 4

  • (Part : 4) Caitlin Beadles : "AKU LELAH MENJADI MANUSIA SEPERTI BANTALAN PIN BAGI MEREKA"
Aku mulai menulis kata-kata sederhana karena aku tidak bisa bicara. Merasa sakit seperti itu hanya semakin parah. Minggu berlalu dan mereka memindahkan ku ke lantai yang berbeda. Orang-orang bisa mengunjungi ku setiap saat untuk sekarang, tapi aku masih tidak bisa bergerak jadi aku menghabiskan sepanjang hari di tempat tidur. Aku menangis hampir setiap hari karena aku ingin keluar dari sana. Aku ingin sesuatu yang bias menyembuhkan rasa sakit ini. Aku lelah menjadi manusia seperti bantalan pin bagi mereka. Setiap malam mereka akan mengambil darah, dan setiap tiga hari aku harus mendapatkan IV yang baru tanpa mati rasa. Aku mulai merasakan terluka. Aku akan gila, tapi hari demi hari aku mulai untuk menjadi lebih seperti diriku. Beberapa gadis-gadis dari danau datang dan melihat ku, jadi aku memutuskan untuk memainkan lelucon kecil pada mereka karena aku seperti orang iseng! Aku di tempat tidur, tak bisa bergerak, dan kamu mungkin hampir tidak bisa mendengar suaraku. Semua orang hanya berdiri di sana menatapku dengan air mata di mata mereka. Aku membenci semua orang menjadi begitu sedih. Ibuku bertanya, "Caitlin, kau tahu siapa orang-orang ini?" Ya. "Apakah kamu tahu nama mereka?" tanyanya, dan aku terbata-bata, "Maarrgaret, Nancy, Katiee." Mereka bukanlah nama teman-temanku, dan setelah semua orang memandang ibuku seperti mereka akan menangis, aku berkata, "Aku ingin bermain kalian semua!" Aku hanya ingin melihat mereka tersenyum! Hari berlalu, berkali-kali operasi telah terjadi, dan aku menerima kabar campuran dari kabar baik dan buruk. Aku dikirim ke lantai rehabilitasi rumah sakit yang tempat aku menghabiskan waktu disini sebelumnya. Aku punya jadwal, dan setiap hari aku harus mempekerjakan bokongku. Aku harus belajar bagaimana untuk menggerakkan kaki dan berjalan lagi. Mereka akan membangunkan aku pukul 7 pagi untuk kelas angkat berat. Meskipun menaikkan saraf ku bagaimana mereka akan menerobos masuk, menyalakan lampu terang, dan aku menarik lembaran seprei ku, aku tahu ini benar-benar penting. Aku minta untuk menambah lima bobot pon, tapi diberitahu, "Sweetie, itu terlalu banyak untuk mu. Mari kita mulai dengan berat satu pon." Saya pikir itu benar-benar lucu. Aku harus disuntik pada bagian perut ku dua kali sehari. Sungguh menyakitkan lebih buruk daripada mengambil darahmu. Aku bertanya pada dokter ketika itu akan berakhir, dan dia berkata ketika aku mulai berjalan. Aku bertekad untuk menghentikan suntikan-suntikan itu, jadi setiap hari aku akan mengambil beberapa langkah dengan alat bantu jalan, perlahan-lahan membaik. Minggu berlalu, dan aku mulai bisa melangkah demi langkah.
Next Posting.....